Podosari - KKN POSKO 36 UIN WALISONGO Adakan Edukasi Pembuatan Lilin Aroma Terapi Serta Workshop Branding dan Marketing bagi ibu-ibu warga Desa Podosari.

KKN POSKO 36 UIN WALISONGO Adakan Edukasi Pembuatan Lilin Aroma Terapi Serta Workshop Branding dan Marketing bagi ibu-ibu warga Desa Podosari.

Kreativitas merupakan suatu hal yang harus terus dikembangkan sebagai peluang usaha baru, salah satunya melalui kegiatan edukasi pembuatan lilin aromaterapi yang diadakan bersama workshop branding dan marketing pada hari Senin, 18 Agustus 2025 yang berlokasi di Balaidesa Podosari. Acara ini diselenggarakan oleh tim KKN UIN Walisongo Semarang posko 36, dan dihadiri oleh ibu-ibu warga desa Podosari.
Pada sesi pertama, para ibu-ibu mendapatkan pelatihan mengenai cara mengolah lilin aromaterapi dari bahan sederhana yang ramah lingkungan yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan lilin yaitu minyak jelantah. Sebelum itu, ibu-ibu diberi edukasi terlebih dahulu terkait pemanfaatan limbah minyak jelantah, dimana hal itu bisa menambah inovasi bagi ibu-ibu. Inovasi ini tidak hanya mendukung pengurangan limbah rumah tangga saja, namun juga membuka peluang usaha baru dengan memanfaatkan bahan-bahan alami. Selanjutnya mereka mulai diajarkan berbagai langkah pembuatan lilin, mulai dari perendaman minyak dengan arang aktif selama 24 jam hingga proses memasak minyak jelantah dengan mencampurkan berbagai bahan lainnya sampai lilin itu berhasil dibuat.
“Saya sangat senang melihat antusiasme ibu-ibu dalam mengikuti pelatihan ini. Hal itu menunjukkan bahwa ibu-ibu di Desa Podosari punya semangat tinggi untuk belajar hal baru. Harapannya, keterampilan ini bisa menjadi bekal nyata yang bermanfaat, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun peluang usaha di masa depan”. Ujar Dinata salah satu anggota kkn
Setelah praktik pembuatan lilin, acara dilanjutkan dengan “Workshop branding dan marketing”. Peserta diberi materi yang mencakup mulai dari strategi membangun identitas merek seperti logo dan nama untuk merek produk, kemudian bagaimana membuat kemasan produk agar lebih menarik, serta pemanfaatan media sosial untuk memeperluas jangkauan pasar. Selain itu, peserta juga dibekali teknik pemasaran terkait bagaimana cara menjual produk agar produk lilin tersebut dapat terjual dipasaran dengan harga yang tinggi sesuai dengan kelayakan suatu produk.
Salah satu peserta workhop ibu Anikmah mengungkapkan bahwa banyak hal menarik ia peroleh dari kegiatan tersebut. “Yang pertama, produksinya memanfaatkan minyak jelantah. Biasanya minyak itu dibuang, tetapi melalui workshop ini saya jadi tahu bahwa limbah jelantah ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang menarik, khususnya lilin aromaterapi. Yang kedua, mengenai cara pengemasan. Biasanya hanya dibuat sederhana saja,namun dengan adanya kegiatan ini kami jadi belajar bagaimana membuat kemasan yang baik dan menarik. Yang ketiga, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang strategi pemasaran produk. Workshop ini sangat membantu kami untuk memahami cara memasarkan dengan tepat dan benar”.
Kegiatan edukasi pembuatan lilin aromaterapi serta workshop branding dan marketing bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dalam menciptakan produk lilin yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga bernilai ekonomi. Melalui kegiatan ini, peserta diajak untuk mengasah kreativitas dan inovasinya dalam memanfaatkan bahan yang ramah lingkungan yang mampu dijadikan sebuah produk. Selain itu, adanya kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan membuka peluang usaha baru berbasis produk ramah lingkungan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kemandirian ekonomi masyarakat desa Podosari.


Dipost : 27 Agustus 2025 | Dilihat : 6

Share :